Group dan Team
(Blanchard dalam Bachroni 2015) Grup atau Tim merupakan tulang punggung organisasi, melalui grup atau tim dapat menghasilkan produk dan penyelesaian masalah yang lebih baik daripada secara individu, dapat juga untuk meningkatkan proses dalam persaingan global. Meningkatkan kualitas, meningkatkan komunikasi, kualitas keputusan yang baik, meningkatkan kreativitas, inovasi dan pemecahan masalah yang lebih baik, mengurangi absensi dan pemutusan hubungan kerja serta meningkatkan moral karyawan.
Grup adalah dua atau lebih individu yang saling mempengaruhi, berinteraksi, bekerjasama dan bergantung untuk mencapai tujuan atau sasaran bersama (Robbins & Judge, 2015).
Tim adalah sekelompok kecil individu dengan keterampilan dan kemampuan untuk saling melengkapi satu dengan yang lainnya untuk mengembangkan sinergi positif atau tujuan bersama melalui upaya yang terkoorinasi dan bertanggung jawab. Upaya individual mereka menghasilkan suatu tingkat kerja yang lebih besar ketimbang totalitas input para individunya.
(Levi, dalam Bachroni 2015) Perbedaan Grup dan Tim dalam suatu Organiasi, yaitu Grup memiliki pemimpin yang berkuasa penuh, tanggung jawab secara individual, tujuan diidentikkan sebagai tujuan kelompok dan organisasi, produk kerja secara individual, adanya wewenang tugas melalui rapat yang terorganisir. Sedangkan pada Tim yaitu adanya perputaran peran pemimpin, tanggung jawab secara individu dan bersama, memiliki visi dan tujuan yang spesifik, adanya pemberian umpan balik, diskusi tertutup dan terbuka, memecahkan masalah bersama-sama.
Proses terbentuknya grup atau kelompok, yaitu :
1. Forming : Proses pembentukan kelompok kerja, ketidakpastian diantara anggota, mengapa harus berkelompok, kondisi tidak pasti.
2. Storming : Masing-masing individu berusaha menyesuaikan diri dengan nilai-nilai yang dianut, konflik bisa ada perpecahan/penyatuan.
3. Norming : Konflik mereda, mulai menyusun visi misi, anggota makin menyatu
4. Performing : Setiap anggota mulai menyatukan diri dalam visi misi dan menghasilkan karya, memiliki dorongan yang kuat untuk menjaga identitas dan integritas kelompok, perasaan bersatu dalam kelompok yang kuat, tujuan atau target dan nilai-nilai yang dianut bersama oleh anggota grup.
5. Adjoining : Tahap anti klimaks, terjadi pada kelompok yang merasa puas dengan tercapainya tujuan kelompok cenderung lalai dalam pada tujuan semula, senang, bergembira, menikmati prestasi yang telah dicapai dan lupa mempertahankan.
1. Forming : Proses pembentukan kelompok kerja, ketidakpastian diantara anggota, mengapa harus berkelompok, kondisi tidak pasti.
2. Storming : Masing-masing individu berusaha menyesuaikan diri dengan nilai-nilai yang dianut, konflik bisa ada perpecahan/penyatuan.
3. Norming : Konflik mereda, mulai menyusun visi misi, anggota makin menyatu
4. Performing : Setiap anggota mulai menyatukan diri dalam visi misi dan menghasilkan karya, memiliki dorongan yang kuat untuk menjaga identitas dan integritas kelompok, perasaan bersatu dalam kelompok yang kuat, tujuan atau target dan nilai-nilai yang dianut bersama oleh anggota grup.
5. Adjoining : Tahap anti klimaks, terjadi pada kelompok yang merasa puas dengan tercapainya tujuan kelompok cenderung lalai dalam pada tujuan semula, senang, bergembira, menikmati prestasi yang telah dicapai dan lupa mempertahankan.
Referensi :
Bachroni, M. (2015). Pelatihan Pembentukan Tim untuk Meningkatkan Kohesivitas Tim pada Kopertis V Yogyakarta. Jurnal Psikologi, 38(1), 40-51.
Bachroni, M. (2015). Pelatihan Pembentukan Tim untuk Meningkatkan Kohesivitas Tim pada Kopertis V Yogyakarta. Jurnal Psikologi, 38(1), 40-51.
Robbins, S. P. & Judge., 2015. Perilaku organisasi, edisi 16. Jakarta: Penerbit Salemba Empat
Komentar
Posting Komentar